LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
Disusun Sebagai Salah Satu
Syarat Dalam Menyelesaikan
Mata Kuliah Biologi
Oleh :
I Wayan Perry Pramana
E 281 10 015
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum
Nama : I Wayan Perry Pramana
Stambuk : E 281 10 015
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Palu, Januari 2010
Mengetahui,
Koordinator Asisten Asisten Penanggung Jawab
Irzan Indriany
E 111 07 101 E 101 07 008
Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab
Biologi Umum
Dr.shahabuddin, M.si
Nip. 132 210 734
HALAMAN DEDIKASI
Tandan damabhawad dhaiman
Sahasram Gusamapra
Bham,
Tasminjajne swayam Brahma
Sarwa loka pita manah
Artinya :
Benih menjadi telur alam semesta yang maha suci, cemerlamg laksana jutaan sinar ;
Dari dalam telur itu ia dijadikan menjadi Brahman pencipta cikal bakal alam semesta ini. (Manawa Dharma Castra 1.9)
Tasmin nande sa bhagawa
Nusitwa paritsarwam
Swayame watmano dhyanat
Tadandam karoddwidha
Artinya :
Didalam
telur itu ia bhagawan, telah tinggal, selama setahun kemudian, melalui
daya pikirnya sendiri, ia bagi diri-Nya menjadi dua bagian. (Manawa Dharma Castra 1.12)
Krmi kitapwtanggnamatsyan
Yukamaksikamatkunam,
Sarwam ca dam camacakam
Sthawaram ca prthwidham
Artinya :
Berbagai
jenis cacing besar dan kecil, serangga bersayap keras, kutu-kutu, kutu
busuk, belut, berbagai jenis insec penyengat dan penggigit dan demikian
pula berbagai macam benda mati. (Manawa Dharma Castra 1.40)
Ewametairidam sarwam
Manniyogan mahatma-bhih
Yathakarma tapoyogatsrstam
Stawara jangga mam
Artinya :
Demikianlah
semua penciptaan ini diciptakan oleh para atman, baik yang bergerak,
maupun yang tidak bergerak atas kemauan AKU melalui kekuatan tapa dan
menurut karma . (Manawa Dharma Castra 1.41)
KATA PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga praktikum dan
penyusunan laporan ini yang berjudul “ Laporan lengkap Praktikum Mata
Kuliah Biologi Umum” dapat terlaksana dengan baik. Tak
lupa penyusun mengucpkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini,
yaitu kepada bapak dan ibu sebagai dosen pembimbing yang banyak
memberikan semangat dan masukan baik dalam toeri maupun pelaksanaannya,
dan terutama kakak asisten yang telah memberikan bimbingan da arahan
selama kegiatan praktikum hingga sampai saat penyusunan laporan.
Dalam penyusunan laporan lengkap peyusun
meyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan, oleh karena itu peyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan pedoman agar
memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya. Pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan maupun bantuan dalam menyusun
laporan lengkap ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Palu, Desember 2010
Penyusun
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmatNyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Biologi dalam waktu yang telah di tentukan.
Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan selesai tanpa
dorongan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penyusun menyampaikan rasa terima kasih yeng sebesar-besarnya kepada
1. Dosen pengajar, mata kuliah Biologi
2. Koordinator dosen dalam praktikum biologi umum
3. Koordinator asisten biologi umum
4. Asisten pembimbing praktikum biologi
5. Orang tua yang telah benyak membantu dan selalu memberikan dukungan
6. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Banyak
kesulitan dan hambatan yang penulis temui, sebab keterbatasan daya
nalar dan kurangnya literature yang di jadikan pedoman dalam penyusunan
laporan ini. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnann laporan ini.
Palu, Desember 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................
HALAMAN JUDUL ….....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
HALAMAN DEDIKASI ..................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ..............................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.2.1 Pengenalan dan penggunaan mikroskop
1.2.2 Pengenalan sel
1.2.3 Pengamatan tumbuhan
1.2.4 Pengamatan hewan
1.2.5 Memahami konsep hukum mendel
1.2.4 Pengamatan transpirasi tumbuhan
1.2.7 Pengamatan fotosintesis
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
2.1.1 Sejarah mikroskop
2.1.2 Jenis-jenis mikroskop
2.1.3 Bagian-bagian dan fungsi komponen mokroskop
2.1.4 Sifat lensa pada mikroskop
2.2 Pengamatan Sel
2.2.1 Pengertian sel
2.2.2 Sel hewan
2.2.3 Sel tumbuhan
2.2.4 Organel-organel sel
2.3 Pengamatan Tumbuhan
2.3.1 Tumbuhan monokotil
2.3.2 Tumbuhan dikotil
2.3.3 Organ-organ tumbuhan
2.3.4 Reproduksi pada tumbuuhan
2.4 Pengamatan Hewan
2.4.1 Klasifikasi katak (taksonomi amphibi)
2.4.2 Hewan berdarah dingin
2.4.3 Hewan berdarah panas
2.4.4 Sistem pencernaan hewan
2.4.5 Sistem reproduksi hewan
2.5 Memahami konsep Hukum Mendel
2.5.1 Hukum Mendel
2.5.2 Sifat dominan dan resesif
2.5.3 Sifat intermediet
2.6 Pengamatan Transpirasi
2.6.1 Pengertian transpirasi
2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
2.7 Pengamatan Fotosintesis
2.7.1 Pengertian fotosintesis
2.7.2 Percobaan Sahcs
2.7.3 Larutan Indikator
III. METODE PRAKTEK
3.1 Pengenalan dan Penggunan mikroskop
3.1.1 Waktu dan tempat
3.1.2 Bahan dan alat
3.1.3 Cara kerja
3.2 Pengamatan Sel
3.2.1 Waktu dan tempat
3.2.2 Bahan dan alat
3.2.3 Cara kerja
3.3 Pengamatan Tumbuhan
3.3.1 Waktu dan tempat
3.3.2 Bahan dan alat
3.3.3 Cara kerja
3.4 Pengamatan Hewan
3.4.1 Waktu dan tempat
3.4.2 Bahan dan alat
3.4.3 Cara kerja
3.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
3.5.1 Waktu dan tempat
3.5.2 Bahan dan alat
3.5.3 Cara kerja
3.6 Pengamatan Transpirasi
3.6.1 Waktu dan tempat
3.6.2 Bahan dan alat
3.6.3 Cara kerja
3.7 Pengamatan Fotosintesis
3.7.1 Waktu dan tempat
3.7.2 Bahan dan alat
3.7.3 Cara kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengenalan dan Penggunan Mikroskop
4.1.1 Hasil
4.1.2 Pembahasan
4.2 Pengamatan Sel
4.2.1 Hasil
4.2.2 Pembahasan
4.3 Pengamatan Tumbuhan
4.3.1 Hasil
4.3.2 Pembahasan
4.4 Pengamatan Hewan
4.4.1 Hasil
4.4.2 Pembahasan
4.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
4.5.1 Hasil
4.5.2 Pembahasan
4.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan
4.6.1 Hasil
4.6.2 Pembahasan
4.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan
4.7.1 Hasil
4.7.2 Pembahasan
V. KESIMPULAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
5.1.2 Pengamatan Sel
5.1.3 Pengamatan Tumbuhan
5.1.4 Pengamatan Hewan
5.1.5 Memahami Konsep hukum Mendel
5.1.6 Pengamatan Transpirasi
5.1.7 Pengamatan Fotosintesis
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Mikroskop beserta komponen-komponennya
2. Preparat huruf “d” sebalum di amati menggunakan mikroskop.
3. Preparat huruf “d” setelah di amati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 10x.
4. Bentuk butir-butir pati kentang (solarium tuberosum)sebelum
diwarnai yang di amati pada mikroskop dengan pembesaran 10x
5. Bentuk butir-butir pati kentang {solarium tuberosum)setelah
di warnai yang di amati pada mikroskop dengan pembesaran 10x
6. Bentuk irisan melintang empulur batang ubi kayu (menihot esculenta)
pada pembesaran 10x
7. Struktur sel umbi lapis bawang merah (Alium cepa) sebelum
diwarnai pada pembesaran 10x
8. Struktur sel umbi lapis bawang merah (Alium cepa)setelah
diwarnai pada pembesaran 10x
9. Struktur sel daun Hydrilla verticilata yang di amati pada pembesaran 10x
10. Struktur sel epitel pipi (Epitelium mocosa) yang
di amati pada pembesaran 10x
11. Struktur sel darah manusia yang di amati pada pembesaran 10x
12. Struktur sel protozoa yang di amati pada pembesaran 10x
13. Struktur morfologi tumbuhan monokotil pada tanaman
ubi kayu (Manihot esculenta)
14. Struktur morfologi tumbuhan dikotil pada mangga (Mangifera indica)
15. Struktur morfologi akar (Radix) tumbuhan monokotil pada tanaman
ubi kayu (Manihot esculenta)
16. Struktur morfologi akar tumbuhan dikotil pada mangga (Mangifera indica)
17. Struktur morfologi batang tumbuhan monokotil pada tanaman
uEbi kayu (Manihot esculenta)
18. Struktur morfologi batang tumbuhan dikotil pada mangga (Mangifera indica)
19. Struktur morfologi daun tumbuhan monokotil pada tanaman
ubi kayu (Manihot esculenta)
20. Struktur morfologi daun tumbuhan dikotil pada mangga (Mangifera indica)
21. Struktur morfologi bunga mawar (Rosa hybrida)
22. Struktur morfologi bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
23. Morfologi Alat Reproduksi Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
24. Morfologi Bunga Kamboja (Plumeria acumillata)
25. Struktur anatomi akar (Radix) tumbuhan monokotil pada
tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) yang diamati
menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
26. Struktur anatomi akar (Radix) tumbuhan dikotil pada tanaman
mangga (Mangifera indica) yang diamati menggunakan
mikroskop pada pembesaran 10x
27. Struktur anatomi batang (Caulis)tumbuhan monokotil pada
tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) yang diamati
menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
28. Struktur anatomi batang (Cauils) tumbuhan dikotil pada
tanaman mangga (mangifera indica) yang diamati
menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
29. Struktur anatomi daun (Folium) tumbuhan monokotil pada
tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) yang diamati
menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
30. Struktur anatomi daun (Folium) tumbuhan dikotil pada
tanaman mangga (Mangifera indica) yang diamati
menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
31. Struktur morfologi katak sawah (Rana Cancrivora) pada keadaan telungkup.
32. Struktur morfologi organ dalam katak sawah (Rana cancrivora)
33. Struktur morfologi system pencernaan katak sawah (Rana cancrivora)
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Hasil Persilangan Secara Acak Antara Gen Merah Dan Gen Putih ............
2. Hasl pengamatan perubahan kadar pada pengamatan transpirasi ...............
DAFTAR GRAFIK
Nomor Teks Halaman
Grafik 1. Pengamatan transpirasi pada tanaman A…………………….
Grafik 2. Pengamatan transpirasi pada tanaman B…………………….
Grafik 3. Pengamatan transpirasi pada tanaman C..………………….
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai mahkluk hidup. Dari yang hidup
dalam tanah sampai yang hidup di udara. Dari uniseluler sampai
multiseluler. Tumbuhan, hewan, manusia dan alam hidup berdampingan bersama-sama menciptakan lingkungan yang seimbang. Oleh karena itu diperlukan adanya ilmu yang mempelajari tentang manusia, tumbuhan, hewan dan alam. Ilmu tersebut adalah Biologi.
Biologi berasal dari kata Yunani yaitu bios “hidup
“ dan logos “ilmu” adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang
makhluk hidup dan proses kehidupan di alam. Banyak teori-teori yang
mengemukakan asal-usul makhluk hidup, tetapi dalam bahan belajar ini
hanya akan dibahas ciri-ciri atau karakteristik makhluk hidup dan peran
makhluk hidup dalam kelangsungan atau keberadaan alam. Di alam kita
menjumpai banyak sekali keberagaman makhluk hidup, dari yang kasat mata
hingga yang tidak kasat mata.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.2.1 Pengenalan dan penggunan mikroskop
Tujuan
dari praktikum pengenalan dan penggunan mikroskop adalah untuk
memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaanya. Tujuan ke dua yaitu Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.
Kegunaan
dari praktikum Pengenalan dan penggunaan mikoskop adalah memberikan
pengetahuan tentang cara penggunaan mikroskop cahaya kepada mahasiswa terutama tentang penggunaan dan fungsi komponen-komponen mikroskop cahaya.
1.2.2 Pengamatan sel
Tujuan umum dari praktikum pengamatan sel adalah setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat mengenal bentuk dan struktur sel secara umum dan mampu membandingkan berbagai jenis sel dari berbagai jenis organisme serta mampu memahami sifat semipermeabilitas membran sel.
Kegunaan dari praktikum pengamatan sel adalah para praktikan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan tentang sel serta dapat mengetahui tingkat atau
kemampuan suatu zat dalam menyerap suatu substansi zat tertentu.
1.2.3 Pengamatan tumbuhan
Tujuan umum dari praktikum pengamatan tumbuhan adalah
agar praktikan setelah menyelesiakan praktikum ini dapat memahami
struktur morfologi, anatomi dan histologi sistem organ pada tumbuhan
Kegunaan
dari praktikum pengamatan tumbuhan adalah agar praktikan dapat
mengetahui struktur morfologi dan anatomi tumbuhan serta
fungsi-fungsinya dan dapat mengetahui cara reproduksi pada tumbuahan.
1.2.3 Pengamatan hewan
Tujuan umum dari praktikum pengamatan hewan adalah agar para praktikan setelah menyelesaikan praktikum ini akan dapat memahami struktur morfologi, anatomi dan histologi dari sistem organ pada hewan.
Kegunaan
dari praktikum pengamatan hewan adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang morfologi hewan, sistem pencernaan dan sistem reproduksi pada
pada hewan, khususnya katak sawah Rana cancrivora.
1.2.4 Memahami konsep hukum Mendel
Tujuan
umum dari praktikum memahami konsep hukum Mendel adalah agar praktikan
setelah kegiatan praktikum dapat memahami angka-angka perbandingan dalam hukum Mendel melalui hukum kebetulan.
Kegunaan dari praktikum memahami konsep hukum Mendel adalah para praktikan dapat memahami dan mengenal hukum mendel dan mempraktekannya secara langsung.
1.2.5 Pengamatan transpirasi tumbuhan
Tujuan umum dari praktikum pengamatan transpirasi adalah agar para praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi pada tumbuahan.dan mampu mengetahui proses laju transpirasi pada tumbuhan.
Kegunaan dari paktikum pengamatan transpiresi adalah para praktikum telah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi pada tumbuhan. Dan mampu mengetahui bagaimana proses tumbuhan melakukan transpirasi.
1.2.6 Pengamatan fotosintesis tumbuhan
Tujuan
umum dari praktikum pengamatan fotosintesis pada percobaan Sachs adalah
agar para praktikan dapat membuktikan terbentuknya amilum pada proses
fotosintesis oleh tumbuhan hijau.
Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan telah mengetahui zat apa yang di hasilkan pada proses fotosintesis. Dan mengetahui tumbuhan hijau melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
2.1.1 Sejarah mikroskop
Kata
mikroskop (microscope) berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata
micron=kecil dan scopos=tujuan, yang maksudnya adalah alat yang
digunakan untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata
telanjang. Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop
pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias
Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590.
Pada
tahun 1683 dunia mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Ini ditemukan oleh seorang saudagar belanda yang bernama
Antonie Van leewenhoek (1632-1723). Leewenhoek adalah seorang ilmuan amatir yang mencurahkan sebagian waktunya untuk kegemarannya mengasah lensa. Dengan sarana ini ia mengamati mikroorganisme dalam air hujan, air laut, bahan pengorean dari sela-sela gigi, campuran yang sedang berfermentasi dan berbagai bahan lainnya.
Antonie Van leewenhoek adalah seorang yang pertama melihat jenis kehidupan yang lebih kecil dari kutu yang baru akan terlihat apabila mata kita dibantu dengan alat optik yang mampu mempebesar objek pengamatan.
2.1.2 Jenis-jenis mikroskop
Mikroskop terdiri atas empat macam yaitu mikroskop biasa , mikroskop fluorisasi, mikroskop kohtrafase, dan mikroskop polarisasi (Abdul, 1994).
Berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop optik dan mikroskop bukan optik. Mikroskop optik adalah mikroskop yang proses pencahayaannya menggunakan cahaya tampak (cahaya biasa). Misalnya mikroskop cahaya dan mikroskop stereo. Sedangkan mikroskop bukan optic adalah mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang gelombang sinar pendek. Misalnya mikroskop electron.
Berikut sebagian dari jenis-jenis mikroskop yang dapat kami jelaskan :
Mikroskop Cahaya mikroskop
ini meggunakan cahaya untuk melihat spesimen, memiliki dua buah lensa
yaitu Lensa Obyektif (lensa yang dekat dengan spesimen) dan Lensa Okuler
(lensa yang dekat dengan mata). Mikroskop cahaya bisa dikelompokkan
kembali menjadai beberapa jenis, yakni mikroskop medan terang, mikroskop
medan gelap, mikroskop Fase kontras, mikroskop fluoresensi.
Mikrokop electron ditemukan pertama kali oleh Knoll dan Ruska (1932), mempergunakan electron sebagai pemantul bayangan obyek.Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik
untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada
mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.dibagi menjadi Transmission Electron Microscopy, Scanning Electron Microscopy, Scanned Probe Microscopy.
Mikroskop
stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda
yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat
secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan
mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif.
Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman
lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan
denan mikroskop cahaya ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi
benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek
yang tebal dapat diamati.
Mikroskop Konfokal Berdasarkan
Tortora (2001), prinsip kerja dari mikroskop ini mirip seperti pada
mikroskop fluorosensi. Pertama, spesimen diwarnai dengan fluorochrome
supaya mereka memantulkan cahaya. Mikroskop ini meggunakan penerangan
berupa sinar laser dan dapat dihubungkan dengan komputer sehingga mampu
menghasilkan gambar tiga dimensi. Menurut Jurnal Advances in Dental
Research (1997) oleh Duchner dikatakan bahwa mikroskop konfokal perlahan
sudah mulai digunakan dalam penelitian di Kedokteran Gigi. Biasanya
digunakan untuk mempelajari struktur enamel dan dentin.
Mikroskop
pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen
(seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini
protein anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat
terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena
reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akanan
terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang
ditandai dengan pewarna pendar.
Mikroskop Fase kontras adalah Cara
ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya :
tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend
hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) ttembus chaya
sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini
dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras. Prinsip alat ini
sangat rumit.. apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang
tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus
dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui
meteri sekitar inti.
2.1.3 Bagian-bagian dan fungsi komponen mikroskop
Mikroskop memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi berbeda-beda.
Lensa Okuler untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
Lensa Okuler untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
Tabung Mikroskop Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan.
Tombol pengatur fokus kasar Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat.
Tombol pengatur fokus halus Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat.
Revolver Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
Lensa Objektif Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
Lengan Mikroskop untuk pegangan saat membawa mikroskop
Meja Preparat Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
Penjepit Objek Glass Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser.
Kondensor Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop
Diafragma Berupa
lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja
objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan
masuk mikroskop
Reflektor/cermin untuk
memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis
cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar
lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya
sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
M. Kaki Mikroskop Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.
2.1.4 Sifat lensa pada mikroskop
Sifat lensa pada mikroskop adalah sebagai berikut :
Sifat lensa kondenser : sifat ini terletak dibawah specimen. Fungsinya adalah mengumpulkan dan mengoleksi berkas cahaya dari objek yang diletakkan pada mikroskop.
Sifat lensa objektif yang berada dekat dan diatas specimen. Fungsi untuk menghasilkan memperbesar citra specimen.
Sifat
lensa bagian mata atau sistem lensa okuler, berada didekat mata
pengamat dan memperbesar serta mata pengamat dan memperbesar serta
membentuk citra (citra kedua dari citra utama) yang sebelumnya
dihasilkan oleh lensa obyektif.
2.2 Pengamatan Sel
2.2.1 Pengertian sel
Sel
adalah bagian atau bentuk terkecil dari organism yang terdiri atas satu
atau lebih inti, protoplasma, dan zat mati yang dikelilingi selaput.
Sel
merupakan unit terkecil dari mahluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupan. Di dalam sel mengandung materi genetik yaitu materi penentu
sifat-sifat mahluk hidup. Sel merupakan satuan fundamental dari mahluk hidup dan juga merupakan kesatuan hereditas yang artinya setiap sifat-sifat diturunkan melalui sel baik pada hewan maupun pada tumbuhan.
2.2.2 Sel hewan
Secara umum sel tumbuhan dan sel hewan tersusun atas inti sel, membrane sel, dan sitoplasma. Namun ada organel-organel sel hewan yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan, begitu pula sebaliknya. Pada sel hewan terdapat sentrosom sedangkan pada sel tumbuhan tidak mempunyai organel ini.
Pada sel hewan juga memiliki bagian yang sama dari sel tumbuhan yaitu mempunyai inti dan sitoplasma. Salah satu organel yang dimiliki sel hewan dan tidak dimiliki sel tumbuhan yaitu sentrosom yang fungsinya mengatur gerakan kromosom selama berlangsung pembelahan sel.
2.2.3 Sel tumbuhan
Sturktur
sel tumbuhan terdiri atas inti sel, membrane sel, sitoplasma, dinding
sel, plastid, vakuola, mitokondria, ribosom, membrane plasma, badan
golgi, kloroplas, lisosom, sitoskeleton, dan lain sebagainya. Pada sel tumbuhan bentuk selnya tetap ini disebabkan karena adanya dinding sel yang mengandung selulosa. Pada sel tumbuhan juga terdapat organel kloroplas yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Namun pada sel tumbuhan tidak terdapat sentrosom.
2.2.4 Organel-organel sel
Sel
adalah unit terkecil dari kehidupan dan terdiri dari tiga bagian utama
yaitu membrane atau dinding yang membatasi bagian dalam iuar sel dan
berfungsi sebagai pengatur masuk dan keluarnya zat, sitoplasma berupa zat yang terdapat di dalam sel termasuk air, garam kadang juga partikel, dan inti sel sebagai pusat pengendali dari semua system kerja sel.
Adapun perincian organel-organel penyusun sel adalah sebagai berikut :
Membran sel adalah selaput terluar sel yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat dalam sel.
Sitoplasma adalah ciran yang mengisi sel.
Nukleus (inti sel) adalah tempat mengatur seluruh aktifitas dalam sel.
Reticulum
endoplasma adalah perluasan membrane yang saling berhubungan membentuk
saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma.
Badan golgi adalah tempat persenyawaan karbohidrat atau lemak dan protein. Memadatkan dan membungkus bahan untuk digetahkan dan mencadangkannya.
Ribosom
adalah organel kecil bergaris tengah 17-20 mikron yang tersusun oleh
RNA ribosom dan protein. Ribosom berfungsi untuk mensintesis protein.
Lisosom adalah merupakan kantong yang dikelilingi oleh membran tunggal yang digunakan sel untuk mencerna makro molekul.
Mitokondria adalah organel penghasil energi sel.
Plastid adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan mengandung pigmen zat warna (kromoplas, leukoplas, kloroplas).
Sentriol adalah berupa kumpulan mikrotubulus yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel.
Sitoskeleton adalah rangka sel sel yang tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda yaitu mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen antara.
Dinding sel adalah organel sel yang terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel mengandung selulosa. Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel dan menjaga bentuk sel.
2.3 Pengamatan Tumbuhan
2.3.1 Tumbuhan monokotil
Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berbiji tunggal. Golongan tumbuhan menghasilkan biji dengan lembaga berkeping satu.
Pada
tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang
daun sejajar, di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 3 dan biji
berkeping satu.
Berikut ini adalah klasifikasi tumbuhan monokotil :
1. Klasifikasi jagung (zea mays) adalah sebagai berikut
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Monoctylae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus: : Zea
Spesies : Zea mays
2. Klasifikasi bunga mawar (Rosa hybrida) adalah sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Subdevisio : Angiospermae
Clasis : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa hybrida Hort
2.3.2 Tumbuhan dikotil
Tumbuhan dikotil adalah tumbuahn berbiji berkeping dua. Tumbuhan
dikotil adalah tumbuhan yang batangnya berkayau atau herba yang
mempunyai elemen-elemen pembuluh seperti silinder berlubang atau dalam
berkas-berkas dalam lingkaran tunggal (jarang tersebar). Daun berjala-jala dan berurat. Bunga terdiri dari 4-5 kelipatannya. Embrio terdiri dari dua kotiledon.
Secara
umum dapat pula dikatakan bahwa tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa
akar tunggang, bentuk tulang daun menjari, tidak di temukannya tudung
akar, bunga kelipatan 5 dan biji berkeping dua.
Berikut ini adalah klasifikasi tumbuhan dikotil :
1. Klasifikasi bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) adalah sebagai berikut
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Family : Mavaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis
2. Klasifikasi mangga (mangifera indica) adalah sebagai berikut
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Classis : Dycotilae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
2.3.3 Organ-organ tumbuhan
Akar (Radix) adalah bagian pokok tanaman yang berada dalam lapisan tanah. Memiliki jumlah stomata walaupun dalam jumlah yang sedikit. Berfungsi
memperkuat berdirinya tubuh tanaman, alat pernapasan, menyerap air dan
zat makanan, menyimpan zat makanan, dan alat perkembangbiakan secara
vegetative. (F. rahardi dkk, 2001).
Batang (caulis)
adalah bagian tubuh tumbuhan yang berasal dari epikotil dan tumbuh di
atas permukaan tanah walaupun ada jenis yang tumbuh didalam tanah. Memiliki struktur pembentuk batang seperti seperti floem dan xylem. Biasanya berbuku dan beruas.
Daun (folium) adalah organ tumbuhan pemelihara pertumbuhan. Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses asimilasi, respirasi dn transpirasi. Berjumlah banyak, lebar atau berpermukaan luas, tipis, dan senantiasa menghadapa ke atas agar mudah menyerap cahaya matahari.
Bunga
adalah pucuk tumbuhan yang bermodifikasi yang mengandung satu atau
lebih putik dan benang sari serta berfungsi untuk perkembangbiakan. Merupakan pucuk dengan sporofil yang mempunyai hiasan. Bunga terdiri dari putik, benang sari, mahkota bunga, kelopak, dasar bunga, dan tangkai bunga.
2.3.4 Reproduksi pada tumbuhan
Reproduksi Generatif
Reproduksi biologis atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks secara rutin dimana individu organisme
baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada
sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara
reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.
2.4 Pengamatan Hewan
2.4.1 Klasifikasi katak (taksonomi amphibi)
Hewan amphbi tidak mempunyai ekor dan leher. Kepala dan badan tanpa batas nyata. Pada tingkat larva/kecebong hidup dalam air bernafas dengan insang, setelah dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada katak jantan dewasa terdapat penebalan kulit berwarna gelap pada bagian ventral jari pertama kaki muka. Bagian ini terutama tampak jelas pada waktu musim kawin.l fungsi kulit yang menebal ini adalah untuk memegang tubuh katak betina pada waktu melakukuan perkawinan.
Berikut ini adalah klasifikasi dari katak hijau (Rana Cancrivora)
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata super
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana cancrivora (Soetanto, 1980)
2.4.2 Hewan berdarah dingin
Poikiloterm
suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam
lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga
disebut hewan berdarah dingin.
2.4.3 Hewan berdarah panas
homoiterm
sering disebut hewan berdarah panas yaitu hewan yang suhu tubuhnya yang
selalu konstan walaupun suhu lingkungan berubah-ubah. Pada hewan
homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor
dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat
melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda akibat dari
kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi
temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin,
faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan
yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Sistem pencernaan hewan
Menurut Brotowidjoyo, 1994 sistem pencernaan katak hijau (Rana cancrivora)
di mulai dari dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang
atas, dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan
bfurfate (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior
mulut. Saluran pencernaan mulai dari esophagus (bedinding lurus dan
besar) langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan erkelok ke
samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (keci, panjang,
berkelok-kelok), rectum yang langsung bersatu dengan cloaca. Hati dn
pankreas mempunyai mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum, kandung
empedu, lambung intestinum. Pada potongan melintang intestinum terdiri
dari empat lapisan, yaitu: peritoneum, lapisan otot, submukosa dan
mukosa.
2.4.4 Sistem reproduksi hewan
Menurut
Brotowidjoyo, 1994 sistem reproduksi pada katak yaitu dengan cara
fertilisasi eksternal, katak jantan menjepit katak betina ketika
perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan).
Pembuahan
pada katak dilakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di
punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang.
Sambil berenang di air, kaki belakang katakk jantan akan memijat perut
katakk betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan
katakk jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
Pada
saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair.
Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur
tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi
yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa
dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses
yang dikenal dengan metamorfosis.
2.5 Memahami konsep Hukum Mendel
2.5.1 Hukum Mendel
Hukum Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman.
Secara umum Hukum Mendel ini di klasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut :
-Hukum Mendel I
Hukum Mendel I menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan garnet pada individu heterozigot, terjadi pemisahan alel secara bebas. Oleh karena itu, setiap garnet mengandung salah satu alel yang dikandung sel induknya. Peristiwa ini dapat dikenali melalui persilangan monohibrida atau persilangan dengan satu sifat beda. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung didalam satu sel garnet. Dengan demikian setiap sel garnet hanya mengandung satu gen
dari alelnya. Pada waktu fertilisasi atau pembuahan, sperma dan ovum
bersatu secara acak untuk membentuk individu baru. Proses pemisahan gen
tersebut dikenal sebagai segregasi gen.
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelanya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
- Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep mengenai alel.
- Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina.
- Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel resesif yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.
-Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dikenal juga sebagai hukum Asortasi atau hukum berpasangan
secara bebas. Menurut hukum ini, setiap gen / sifat dapat berpasangan
secara bebas dengan gen / sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu
sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan
termasuk alelnya.
2.5.2 Sifat dominan dan resesif
Gen dominan adalah gen yang ekspresinya menutupi ekspresi alelnya jika berpasangan dalam sel tubuh. Gen resesif adalah gen yang ekspresi fenotipnya dihalangi oleh alel dominannya.
Bentuk-bentuk alelik sebuah gen nyaris selalu di ekspresikan dengan mengodekan sintesis suatu protein. Protein itu sendiri mempengaruhi fenotip organismenya. Jika
sebuah fenotip tertentu berasosiasi dengan sebuah alel (a) hanya jika
alel alternatifnya (A) tidak ada dalam genotip, alel (a) disebut
resesif. Fenotip yang di berikan oleh alel fenotip yang di berikan A dapat teramati pada homozigot maupun heterozigot.
2.5.3 Sifat intermediet
Pada
suatu persilangan ada sifat yang tampak dan sigat yang tak tampak,
namun ada juga sifat yang merupakan campuran dari kedua induknya, maka
sifat tersebut disebut sifat intermediet (dominan parsial). Missalnya
persilangan ikan koi warna merah dan ikan koi warna putih menghasilkan
filial 1 yang semunya ikan koi berwarna merah muda. Warna merah muda
tersebut merupakan sifat intermediet.
2.6 Pengamatan Transpirasi
2.6.1 Pengamatan transpirasi
Transpirasi (Bahasa Inggris:transpiration)
adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Transpirasi pada
tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika
berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu
bahkan mati.
Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis.
2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah sebagai berikut
1. Cahaya, tumbuhan jauh lebih cepat bertranspirasi bilamana terbuka terhadap cahaya dibandingkan dengan dalam gelap. Karena cahaya juga meningkatkan transpirasi dengan menghangatkan daun.
2. Suhu, Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu tinggi. Hal ini disebabkan air menguap lebih cepat pada suhu lebih tinggi
3. Kelembaban, Laju transpirasi juga di pengaruhi oleh kelembaban nisbi udara sekitar tumbuhan. Laju difusi setiap substansi menurun karena perbedaan konsentrasi substansi dalam kedua daerah tersebut menurun.
4. Angin, Adanya angin lembut juga meningkatkan laju transpirasi. Jika tidak ada angin, udara dekat dengan daun yang sedang bertranspiasi makin lembab. Karena itu menurunkan laju transpirasi..
2.7 Pengamatan Fotosintesis
2.7.1 Pengertian fotosintesis
Fotosintesis adalah proses asimilasi yang menggunakan energi matahari sebagai sumber energinya. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil dengan menggunakan cahaya sebagai sumber energy. Pada peristiwa fotosintesis CO2 dari udara dan H2O yang berasal dari dalam tanah di ubah menjadi karbohidrat. Dalam peristiwa ini dikeluarkan oksigen.
Persamaan reaksi kimia fotosintesis dapat ditulis secara sederhana sebagai berikut :
6 CO2 + H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
Pembentukan karbohidrat dari air dan CO2 yang di dalam kloroplas terjadi melalui beberapa fase atau tahap yang kompleks. Pada dasarnya tahap atau fase tersebut dibedakan menjadi fase terang dan fase gelap.
2.7.2 Percobaan Sachs
Pada tahun 1860, seorang ahli botani Jerman bernama Julius von Sachs berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). Adanya zat tepung ini dapat dibuktikan dengan uji yodium, sehingga percobaan Sachs ini juga disebut uji yodium.
Sachs
(1860) membuktikan bahwa pada fotosintesis akan terbentuk karbohidrat
(amilum). Blackman (1905) menunjukkan bahwa pada proses fotosintesis
terjadi reaksi gelap yang tidak membutuhkan cahaya. Hill (1937) berhasil
mengikuti kegiatan kloroplas yang telah dipisahkan dari sel hidup.
Kloroplas itu jika disinari mampu menghasilkan oksigen.
2.7.3 Larutan Indikator
Larutan indicator yang di gunakan pada percobaan Sachs adalah yodium.
Yodium (Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin
lebih rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada yodium,
tapi kelangkaan astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini. Yodium terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya semua unsur halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk molekul diatomik.
III. METODE PRAKTEK
3.1 Pengenalan dan penggunaan Mikroskop
3.1.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop dilaksanakan pada hari Kamis, 28 oktober pukul 14.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Reproduksi Ternak, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
3.1.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum adalah mikroskop, gelas objek, gelas
penutup, pipit dan cutter. Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu
potongan kertas bertulis huruf “d”, butir pati kentng dam aquades.
3.1.3 Cara Kerja
Pada
praktikum pengenalan dan penggunaan mikroskop diperlukan beberapa cara
yaitu mengambil mikroskop dengan cara memegang lengan mikroskop
menggunakan tngan kanan dan kiri memegang dasar mikroskop secara
hati-hati. Kemudian membersihkan bagianbagian mikroskop dengan lap halus
dan mengatur posisi mikroskop agar mendapat pencahayaan dengan baik.
Mengatur
pencahayaan dengan cara mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop
menggunakan cermin. Banyak sedikit cahaya yang masuk dapat diatur dengan
pemutaran diafragma dan kondensor.
Kemudian
pada pengamatan pertama yaitu mengamati preparat huruf “d”, potongan
kertas bertulis huruf “d” diletakkan diatas gelas objek lalu ditutup
dengan gelas penutup. Kemudian letakkan spesimen agar beraa tepat di
atas lubang yang terdapat di tengah meja mikroskop. Setelah didapat
kedudukan yang tepat kemudian preparat dijepit dengan menggunakan
penjepit objek, lalu preparat diamati menggunakan lena objektif dengn
kekuatan lemah dahulu agar didapatkan objek yang lebih fous dan jelas.
Sedangkan pada pengamatan kedua yaitu mengamati butir pati kentang.
Kentang yang telah disediakan dibelah menjadi dua bagian dan dikerik
dengan menggunakan cutter. Kemudian pati kentang tersebut dituang diatas
meja objek lalu diberi setetes aquades menggunakan pipet tetes lalu
ditutup dengan gelas objek kemudian preparat butir patin kentang
diletakkan diatas meja mikroskop dan diamati. Kemudian menggambar
bayangan yang terbentuk.
3.2 Pengamatan Sel
3.2.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Sel dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober 2010, pukul 14.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Ternak Unggas dan Ternak Potong, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
3.2.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet tetes, silet atau
cutter, cover glass, pinset, mikroskop, tissue, gelas penutup, tusuk
gigi, jarum. Bahan yang digunakan adalah darah manusia, air rendaman
jerami, selaput rongga mulut, bawang merah, air, empulur batang ubi kayu.
3.2.3 Cara kerja
Pada pengamatan pemantang melintang empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta),
pertama-tama membuat potongan melintang empulur batang ubi kayu setipis
mungkin. Kemudian metakkan potongan kecil dan tipis tersebut pada gelas
objek dan jaga jangan sampai terjadi lipatan ataupun kerutan. Setelah
itu menambahkan satu atau dua tetes air, kemudian menutup dengan gelas
penutup. Kemudian mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran paling
lemah (10 x), lalu menggambar beberapa sel yang terlihat pada pengamatan.
Pada pengamatan struktur sel umbi lapis bawang merah (allium Cepa),
pertama-tama memotong siung bawah merah segar. Kemudian mengambil salah
satu lapisan siung yang berdaging. Setelah itu mematahkan lapisan
tersebut, sehingga bagian cekung tampak adanya lapisan
epidermis.selanjutnya mengambil epidermis
tersebut dengan pinset dan meletakkan pada gelas objek dan menjaga
jangan sampai terjadi lipatan atau kerutan. Kemudian menambahkan satu
atau dua tetes air, lalu tutup dengan gelas penutup. Setelah itu mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran paling lemah (10x), kemudian menggambar sel beserta bagian-bagiannya.
Pada pengamatan struktur sel daun hydrilla virticilata, pertama-tama mengambil selembar daun hydrilla viticilata
yang muda, kemudian meletakkannya diatas kaca objek dalam posisi
membentang lalu tetesi dengan air. Setelah itu menutup daun tersebut
dengan gelas penutup, dan jangan sampai terbentuk gelembung udara.
Selanjutnya mengamati di bawah mikroskop, lalu menggambar sel lengkap
dengan bagian-bagian yang di kenali.
Pada pengamatan struktur sel selaput rongga mulut, pertama-tama dengan menggunakan tusuk gigi, mengeruk epithelium mulut pada
bagian dalam dinding pipi. Kemudian mebarkan epitel yang diperoleh
kedalam air yang terdapat pada gelas objek lalu tutup dengan gelas
penutup. Setelah itu mengamati preparat
tersebut dibawah mikroskop dengan perbesaran paling lemah (10x),
kemudian dengan perbesaran kuat (40x), lalu menggambar struktur sel
epitel rongga mulut.
Pada pengamatan sel darah manusia, mula-mula menyediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah dibersihkan. Kemudian mengambil sampel
darah manusia dengan menggunakan jarum yang streril. Lalu meteskannya
pada gelas objek dengan membuang tetesan pertama dan menggunakan tetesan
berikutnya. Kemudian mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran
mulai dari yang paling lemah. Setelah itu memperhatikan dan menggambar
sel darah yang diamati.
Pada
pengamatan sel protozoa, mula-mula menyediakan kaca objek dan kaca
penutup yang yang telah dibersihkan. Selanjutnya meteskan air rendaman
jerami ke atas kaca objek, kemudian tutup dengankaca penutup, jangan
menekan karena sel protozoa akan hancur. Kemudian mengamati di bawah
mikroskop, lalu menggambar sel protozoa dan menuliskan bagian-bagiannya.
3.3 Pengamatan Tumbuhan
3.3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Tumbuhan, dilaksanakan pada hari Kamis , 18 November 2010, pada pukul 14.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
3.3.2 Bahan dan Alat
Alat : Kaca arloji, Pisau silet, Kuas kecil, Jarum preparat, Mikroskop, Kaca pembesar, Silet, Gelas objek, Gelas penutup.
Bahan : Tumbuhan monokotil lengkap ( jagung dan Padi ), Tumbuhan dikotil lengkap ( mangga ), Bunga kamboja, mawar, kembang sepatu, Stek ubi kayu, Kecambah kacang.
3.3.3 Cara kerja
KEGIATAN 1
Pengamatan morfologi tumbuhan
a) Ambil masing-masing satu pohon tumbuhan dari kelompok monokotil ( Padi dan Jagung ) dan tumbuhan kelompok Dikotil ( Mangga ).
b) Amati morfologi Akar, batang, dan daun, serta bunga.
c) Gambar organ tersebut pada kedua kelompok tumbuhan.
KEGIATAN 2
Pengamatan anatomi tumbuhan
a) Siapkan kaca objek dan kaca penutup yang telah dibersihkan
b) Buat irisan melintang akar, barang dan dun serta bunga tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil.
c) Dengan
menggunakan kuas kecil angkat irisan tersebut, kemudian letakkan di
atas kaca objek secara terpisah dan tetesi dengan air .
d) Tutup dengan kaca penutup secara perlahan.
e) Amati dibawah mikroskop dan gambar serta berikan keterangan lengkap.
KEGIATAN 3
Pengamatan reproduksi tumbuhan
a) Ambil bunga lengkap sebuah tumbuhan yang telah dipersiapkan.
b) Buatlah sketsa dari bunga yang diamati serta sebutkan bagia-bagiannya.
c) Ambil sebuah kecambah lalu gambarkan.
d) Ambil sebatang stek ubi kayu lalu gambarkan.
KEGIATAN 4
Pengamatan beberapa preparat awetan dari tumbuhan
Ada
beberapa preparat awetan yang diberikan kepada praktikan dan
perhatikanlah dibawah mikroskop dengan hati-hati mulai dari perbesaran
paling lemah sampai perbesaran kuat. Buatlah gambar dari apa yang
diamati dan bandingkanlah denganhasil yang didapatkan dari preparat yang
dibuat sendiri.
3.4 Pengamatan Hewan
3.4.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Tumbuhan, dilaksanakan pada hari Kamis, 25 November 2010, pada pukul 14.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
3.4.2 Bahan dan Alat
Alat : Papan bedah, Paku kecil/jarum pentul, Pisau bedah,Gunting kecil, Erlenmenyer atau toples, Pinset.
Bahan : Katak sawah, Eter atau alcohol 70 %, Kapas.
3.4.3 Cara kerja
KEGIATAN 1
Pengamatan morfologi hewan
a) Ambil
seekor katak sawah ( Rana cancrivora ), kemudian masukan kedalam
stoples atau Erlenmeyer yang berisi alokohol atau eter dan diamkan
beberapa saat samapai kataknya pingsan.
b) Setelah pingsan, letakkan siatas papan bedah dalam keadaan terlungkup.
c) Amati dan gambar serta berikan keterangan tentang bagian anterior dan posterior.
KEGIATAN 2
Pengamatan system pencernaan
a) Lakukan pembedahan pada katak tersebut secara hati-hati.
b) Gambar dan amati bagian-bagian dari system pencernaan katak.
KEGIATAN 3
Pengamatan system reproduksi
a) Setelah diamati bagian-bagian pencernaan, dilanjutkan pengamatan pada system reproduksi.
b) Amati dan gambar bagian-bagian organ genatalia jantan dan betina.
3.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
3.5.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Tumbuhan, dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Desember 2010, pada pukul 14.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
3.5.2 Bahan dan Alat
Bahan : Kancing baju berwarna merah dan putih
Alat : Kotak atau dos sebanyak 2 buah ,Alat tulis
3.5.3 Cara kerja
a) Tempatkan dalam dua buah kotak masing-masing 50 butir model gen merah dan model gen putih.
b) Andaikan kotak itu masing-masing kotak A ( induk jantan ) dan kotak B ( induk betina ).
c) Kocok kotak-kotak itu agar isinya bercampur.
d) Buat
pasangan gen-gen dari induk jantan dengan gen-gen dari induk betina.
Dengan menutup mata setiap kali mengambil sebutir dari kotak jantan dan
kotak betina.
e) Daftarkan hasil pengamatan ke dalam table berikut :
Macam pasangan
|
ijiran
|
Keterangan
|
Merah-putih
Marah-merah
Putih-putih
|
……………………….
………………………
………………………
|
………………………
………………………
………………………
|
3.6 Pengamatan Transpirasi
3.6.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Tumbuhan, dilaksanakan pada hari Jum’at, 09 Desember 2010, pada pukul 14.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Reproduksi Ternak, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
3.6.2 Bahan dan Alat
Alat : Rak dan tabung reaksi, Kertas grafik, Alat tulis, Gelas ukur, Pipet tetes
Bahan : Air, Minyak kelapa, 3 jenis tumbuhan beda morfologi
3.6.3 Cara kerja
Potonglah
batang kayu atau ranting tumbuhan di bawah permukaan air. Usahakan
potongan selalu berada didalam air demikian juga sewaktu memasukan
potongan atau ranting tumbuhan kedalam gelas ukur usahakan selau
terendam. Gunakan 3 macam tumbuhan untuk dimasukan kedalam 3 gelas ukur
10 ml dengan 5 ml air. Satu gelas tanpa tumbuhan hanya berisi air saja (
control ). Setelah itu susunlah dalam tabung rak reaksi. ingat
ketinggian air harus sama dalam control, kemudian tetesi dengan minyak
kelapa sampai seluruh permukaan tertutup dengan minyak kelapa, maksudnya
agar Air tidak menguap dari dalam tabung reaksi.
Setelah
itu, satu rangkaian gelas ukur diletakkan dilapangan terbuka. Catat air
yang hilang atau menguap setiap 10 menit selama 1 jam.jumlah air yang
hilang diukur dengan menambahkan sejumlah air hingga mencapai ketinggian semula.
3.7 Pengamatan Fotosintesis
3.7.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Tumbuhan, dilaksanakan pada hari Jum’at, 09 Desember 2010,
pada pukul 14.00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Hama
dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
3.7.2 Bahan dan Alat
Alat : Cawan petri, Pinset, Gelas piala, Pipet tetes, Alat tulis.
Bahan : Air aqua, Alcohol 96%, Larutan lugol/iodine, Kertas timah/alumunium foil, Daun tumbuhan ubi kayu ( Manihot esculenta )
3.7.3 Cara kerja
KEGIATAN 1
Percobaan Sachs
a) Pilihlah
tumbuhan yang ada didekat laboratorium dengan daun yang baik dan segar.
Daun tanaman Ubi kayu biasanya memberikan hasil yang yang lebih baik.
b) Pada sore hari tutuplah bagian tengah daun dengan kertas timah, lipat dan beri penjepit agar tidak lepas.
c) Pada keesokan harinya,
setelah daun terkena cahaya matahari selama beberapa jam, petik daun
tersebut, masukan kedalam air mendidih hingga agak layu.
d) Masukkan kedalam alcohol sampai warna daun tampak pucat.
e) Dengan menggunakan pinset, pindahkan daun kedalam cawan petri, kemudian tetesi dengan cairan lugol hingga merata.
f) Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada daun, kemudian dan bahas dan buat gambar yang dapat disimpulkan dari percobaan ini.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
4.1.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum pengenalan dan pengamatan mikroskop adalah sebagai berikut : KETERANGAN
1. Lensa okuler
2. Lensa objektif
3. Tabung mikroskop
4. Revoler
5. Pengatur kasar
6. Pengatur halus
7. Meja objek
8. Penjepit
9. Diafragma
10. Cermin
11. Dasar mikroskop
12. Lengan mikroskop
Gambar 1. Mikroskop beserta komponen-komponennya
Gambar 2. Preparat huruf “d” sebalum di amati menggunakan mikroskop.
Gambar 3. Preparat huruf “d” setelah di amati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x.
Gambar 4. Bentuk butir-butir pati kentang (solarium tuberosum) sebelum di warnai yang di amati pada mikroskop dengan pembesaran 10x
Gambar 5. Bentuk butir-butir pati kentang {solarium tuberosum) setelah di warnai yang di amati pada mikroskop dengan pembesaran 10x
4.1.2 Pembahasan
Dari
hasil peraktikum pada percobaan pengenalan dan penggunaan mikroskop
maka didapatkan bagian-bagian yang mempunyai fungsi yang berbeda
berdasarkan hasil pengamatan pada potongan kertas yang bertuliskan huruf
“d” didapatkan hasil bahwa bayangan ditimbulkan adalah diperbesar,
terbalik, maya. Dari yang semula bertulis huruf “d” bayangan yang
dihasilkan menjadi huruf “p”.
Mikroskop gadalah alat yang sederhana yang memungkinkan kita dapat mengamati objek dan gerakan yang sangat halus yang tidak dapat diamati langsung dengan mata telanjang. Mikroskop mempunyai komponen utama yaitu lensa objektif, lensa okuler, serta kondensor. (Anonim 2010).
Komponen-komponen mikroskop antara lain terdiri atas tabung yang berfungsi memisahkan lensa obyektif dari lensa okuler. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Lensa obyektif berfungsi bekerja dalam pembentukan bayangan yang pertama yakni menentukan banyaknya struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
akhir. Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya ke arah spesimen.
Kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan. Diafragma
iris berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang jatuh pada spesimen.
Pengatur halus dan kasar berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan lensa obyektif sehingga dapat memfokus spesimen. Panggung mikroskop berfungsi untuk meletakkan spesimen. Kerangka berfungsi untuk menyangga semua bagian mikroskop.kaki mikroskop berfungsi untuk menopang bagian yang lain agar tetap berdiri dengan tegak. (Anonim 2010).
Leonardo
Davici dan Nauro Vyco abad ke 19 menyatakan bahwa mikroskop adalah
suatu alat yang digunakan untuk melihat bendab-benda sangat kecil dan
mempunyai bagian-bagian tertentu yang terdiri dari optik dan electron (Anonim 2010).
4.2 Pengamatan sel
4.2.1 Hasil
Bedasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
KETERANGAN
1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
Gambar 6. Bentuk irisan melintang empulur batang ubi kayu (menihot esculenta) pada pembesaran 10x.
KETERANGAN
1. Inti sel
2. Dinding sel
3. sitoplasma
Gambar 7. Struktur sel umbi lapis bawang merah (Alium cepa) sebelum diwarnai pada pembesaran 10x
KETERANGAN
1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
Gambar 8. Struktur sel umbi lapis bawang merah (Alium cepa) setelah diwarnai pada pembesaran 10x
KETERANGAN
1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Sitoplasma
4. Ruangan antar sel
5. Membran sel
6. Butir-butir klorofil
|
Gambar 9. Struktur sel daun Hydrilla verticilata yang di amati pada pembesaran 10x
|
Gambar 10. Struktur sel epitel pipi (Epitelium mocosa) yang di amati pada pembesaran 10x
|
Gambar 11. Struktur sel darah manusia yang di amati pada pembesaran 10x
|
Gambar 12. Struktur sel protozoa yang di amati pada pembesaran 10x.
4.2.2 Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan terhadap struktur umbi sel bawang merah (Alium cepa) maka diperoleh bayangan yang teratur berbentuk susunan kotak-kotak menyerupai susunan batu yang menggambarkan sel tumbuhan. Pada
tengah-tengah terdapat bulatan kecil yang disebut sebagai inti sel dari
tumbuhan, dan juga terdapat ruang antar sel, sitoplasma dan dinding
sel. Sedangkan pada pengamatan terhadap sel (Ephitelium Mukosa)
menghasilkan bayangan yang berbentuk susunan yang tidak teratur atau
dengan kata lain sel hewan yang mempunyai bentuk yang tidak teratur atau
dengan kata lain sel hewan yang mempunyi bentuk yang tidak teratur
tetapi mempunyai inti sel dan, dan sitoplasma.
Pengamatan struktur sel stek ubi kayu (Manihot Eskulenta)
sebagai gambaran sel tumbuhan yang mempunyai cara kerja sebagai berikut
: potong stek ubi kayu, lalu letakan potongan kecil pada gelas obyek
dan jangan sampe muncul gelembung. Tambahkan satu atau dua tetes air,
kemudian menutup. Setelah itu mengamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10x.
Pengamatan struktur sel umbi lapis bawang merah (Alium cepa)
sebagai sel tumbuhan mempunyai langkah sebagai berikut : potong suing
bawang merah, lalu mematahkan suing bawang merah tersebut, kemudian
menjepit epidermis tipisnya, lalu meletakkan potongan kecil epidermis
pada gelas obyek dan jangan sampai terjadi lipatan atau kerutan.
Tumbuhan satu atau dua tetes air kemudian menutup dengan gelas penutup.
Setelah mengamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x.
Pengamatan struktur sel daun Hidrilla (Hidrilla Verticiliata) sebagai gambaran sel tumbuhan yang mempunyai
cara kerja sebagai berikut, pertama memotong daun hidrilla lalu
meletakkan potongan kecil pada gelas obyek dan jangan sampai muncul
gelembung. Tambahkan satu atau dua tetes air, kemudian menutup dengan
gelas penutup. Setelah itu mengamati dibawah mikroskop dengan pembesaran
10x. (Ashari.S, 1998).
Pengamatan
struktur sel selaput rongga mulut, sebagai gambaran sel hewan mempunyai
langkah sebagai berikut : Pertama mengeruk epitel pada bagian dalam
dinding pipi praktikan dengan menggunakan tusuk gigi. Lalu menebarkan
epitel yang diperoleh kedalam setetes air pada kaca obyek kemudian
menutup dengan gelas penutup. Kemudian mengamati preparat tersebut
dengan mengggunakan mikroskop. (Anonim 2010).
Langkah
kerja pengamatan sel protozoa yaitu menyediakan kaca obyek dengan
penutup yang telah dibersihkan. Kemudian selanjutnya meneteskan rendaman
air jerami keatas kaca obyek kemudian menutup dengan penutup. Jangan sampai menekan kaca penutup karena sel protozoa akan hancur.
Pada
pengamatan sel protozoa sebagai hewan bersel satu dilakukan dengan
mengadakan pengamatan terhadap rendaman air jerami atau air rawa, dan
menggunakan pembesaran 10x maka diperoleh bayangan yang berbentuk tidak
teratur yang mirip dengan bentuk sel hewan yang diwakili oleh ephitalium
rongga mulut. Pada bayangan yang dihasilkan terdapat inti sel, membran, dan sitoplasma.( Kimball, 1989 )
Sel
dicirikan adanya molekul mikro khusus, seperti pati dan selulosa,
terdiri dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain, sel juga
dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat
(DNA dan RNA).
Inti
sel hidup biasanya sukar dilihat dibawah mikroskop tetapi mudah dilihat
setelah diwarnai zat warna yang diserap oleh sel berbeda jika
dibandingkan dengan sel lainnya. Hal ini menyebabkan kontras antara
nucleus dan bagian sel lainnya. Namun kebanyakkan zat warna mematikan
sel.
Ukuran
protozoa berbeda-beda tergantung kepada spesies dan lingkungannya.
Kebanyakkan tidak mempunyai bentuk tetap, disebabkan adanya aliran
sitoplasma kedalam kaki semu pseudopia. Bentuknya elips seperti
sandal,dan eperti cerutu karena tidak berdinding sel protozoa diliputi
ole membran plasma (Anonim 2010).
4.3 Pengamatan Tumbuhan
4.3.1 Hasil
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, hasil yang kami dapatkan adalah sebagai berikut.
Objek : tumbuhan monokotil KETERANGAN
1. Pangkal akar (Colum)
2. Batang akar (Corpis radix)
3. Cabang akar (Radix lateralis)
4. Serabut akar (Fibrilla radicalis
Gambar 15. Struktur morfologi akar (Radix) tumbuhan monokotil pada tanaman ubi
kayu (Manihot esculenta)
Objek : Tumbuhan dikotil KETERANGAN
1. Pangkal akar (Colum)
2. Batang akar (Corpus radix)
3. Cabang akar (Radix lateralis)
4. Serabut akar (Fibrilla radicalis)
5. Tudung akar (Calyptra)
Gambar 16. Struktur morfologi akar tumbuhan dikotil pada mangg (Mangifera indica)
Objek : Tumbuhan monokotil KETERANGAN
1. Ujung daun (apex folii) runcing
2. Tulang daun (Nervation) menyirip
3. Pangkal daun (Basis folii)
4. Tangkai daun (Petiolus)
Gambar 17. Struktur morfologi daun tumbuhan monokotil pada tanaman ubi kayu(Manihot esculenta)
Objek : Tumbuhan dikotil KETERANGAN
1. Ujung daun (apex folii) runcing
2. Tulang daun (Nervation) menyirip
3. Pangkal daun (Basis folii)
4. Tangkai daun (Petiolus)
Gambar 18. Struktur morfologi daun tumbuhan dikotil pada mangga
(Mangifera indica)
Objek : Tumbuhan monokotil KETERANGAN
1. Batang utama (Ramus)
2. Kulit batang (Caulix)
Gambar 19. Struktur morfologi batang tumbuhan monokotil pada tanaman ubi kayu (Manihot esculenta)
Objek : tumbuhan dikotil KETERANGAN
1. Batang utama (Ramus)
2. Ranting (Ramulus)
3. Kulit batang (Caulix)
Gambar 20. Struktur morfologi batang tumbuhan dikotil pada mangga (Mangifera indica)
Objek : Bunga sempurna KETERANGAN
1. Kepala Putik (pistillum)
2. Batang putik
3. Benang sari (Stamen)
4. Bakal buah (Ovarium)
5. Sel telur (Ovum)
6. Bakal biji
Gambar 23. Morfologi Alat Reproduksi Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Objek : Bunga tidak sempurna KETERANGAN
1. Mahkota (Corolla)
2. Tangkai bunga
Gambar 24. Morfologi Bunga Kamboja (Plumeria acumillata)
Objek : Akar monokotil KETERANGAN
1. Epidermis
2. Floem
3. Xylem
4. Korteks
5. Empelur
Gambar 25. Struktur anatomi akar (Radix) tumbuhan monokotil pada tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) yang diamati menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
Objek : Akar Dikotil KETERANGAN
1. Epidermis
2. Endodermis
3. Lapisan poliferus
4. Floem
5. Xylem
6. korteks
Gambar 26. Struktur anatomi akar (Radix) tumbuhan dikotil pada tanaman mangga (Mangifera indica) yang diamati menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
Objek : Batang monokotil KETERANGAN
1. Epidermis
2. Xilem
3. Floem
4. Korteks
Gambar 27. Struktur anatomi batang (Caulis)tumbuhan monokotil pada tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) yang diamati menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
Objek : Batang Tumbuhan dikotil
1. Epidermis
2. Xilem
3. Floem
Gambar 28. Struktur anatomi batang (Cauils) tumbuhan dikotil pada tanaman mangga (mangifera indica) yang diamati menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
Objek : Tumbuhan monokotil
1. Stomata
2. Xilem
3. Floem
4. Kutikula
5. Epidermis
6. sklerenkim
Gambar 29. Struktur anatomi daun (Folium) tumbuhan monokotil pada tanaman ubi kayu (Manihot esculenta) yang diamati menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x
4.3.2 Pembahasan
Tumbuhan merupakan salah sumber kehidupan bagi manusia, sehingga para ilmuan tak hentinya mengadakan penelitian guna meningkatkan kualitas dan kuantitas tumbuhan. Morfologi tumbuhan adalah bentuk-bentuk luar tumbuhan atau susunan luar dari tumbuhan yang nampak secara langsung oleh mata, meliputi akar (Radix), batang (Cauli), daun (Folii), bunga (Flos), buah (Fruetus) dan biji (Stelmen). Sedangkan
anatomi tumbuhan merupakan bagian-bagian dari tumbuhan, bagian dalam
hal ini adalah penyusun tubuh tumbuhan yakni meliputi xilem, floem,
stomata, kambium, dan bakal buah. (Anonim 2010).
Pada tumbuhan dikotil dan monokotil terjadi perbedaan baik dari struktur morfologi maupun struktur anatomi.
Pada pengamatan morfologi pohon mangga (Manifera indica), diperoleh hasil pada bagian akar pohon mangga (Manifera indica) adalah akar tunggang. Pada pengamatan bagian batang, diperoleh bahwa struktur batang bercabang-cabang dan pada daun, tulang-tulang daunnya menjari.
Pada pengamatan morfologi ubi kayu (Manihot esculenta) diperoleh hasil pada bagian akar, jenis akarnya adalah akar serabut, batang tidak bercabang, dan pada daun mirip dengan tumbuhan dikotil karena mempunyai tulang daun yang menjari. Struktur morfologi daun jika pada tumbuhan monokotil adalah tulang daunnya sejajar.
Timbul pertanyaan “mengapa ubi kayu (Manihot esculenta) dimasukkan ke dalam klasifikasi tumbuhan monokotil?”. Jawabannya “karena ubi kayu (Manihot esculenta) jika kita lihat secara keselurahan tanaman tersebut, maka terdapat ciri-ciri tumbuhan monokotil yang lebih banyak jika di bandingkan ciiri-ciri tumbuhan dikotil. Pada akar jenis akarnya adalah akar serabut, batang tidak bercabang. Dan yang terpenting adalah bijinya berkeping satu.
Pada pengamatan anatomi mangga (Mangifera indica), pada bagian akar letak kambium berada di antara xylem dan floem. Letak xylem berada dalam kolateral, sedangkan floem di luar kolateral. Pada pengamatan bagian batang, berkas pembuluh letaknya beraturan membentuk lingkaran yang biasa disebut kambium. Kambium ini tersusun dari xilem dan floem. Pada pengamatan bagian daun dapt kita lihat organ-organ daun seperti stomata, xylem, floem, kutikula dan epidermis. (Atinirmala).
Pada pengamatan anatomi ubi kayu (Manihot esculenta) pada bagian akar tidak terdapat kambium. Kita hanya dapat melihat bagian-bagian seperti epidermis, xylem, floem, korteks dan empulur. Pada anatomi batang dapat terlihat letak pembuluhnya tidak berturan. Pada bagian daun dapat terlihat bagian-bagian daun seperti xylem, floem, kutikula, epidermis, stomata, dan sklerenkim. (Bhakti 1996).
4.4 Pengamatan Hewan
4.4.1 Hasil
Bedasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
KETERANGAN
1. Mata (Bulbulis oculi)
2. Hidung (Naris eksternal)
3. Kepala (Caput)
4. Lengan atas (Brachium)
5.Lengan bawah (Antebrachium)
6. Badan (Lignin alba)
7. Paha (Femur)
8. Betis (Crus)
9. Telapak tangan (Manus)
10. Jari tangan (Digiti)
11.Telapak kaki (Peat)
12. Mulut (Rima oria)
13. Punggung (Dorsum)
Gambar 31. Struktur morfologi katak sawah (Rana Cancrivora) pada keadaan telungkup.
Keterangan :
1. Kerongkongan (Esofagus)
2. Lambung (Ventrikulus)
3. Usus 12 jari (Deudenum)
4. Usus kosong (Jeujenum)
5. Usus halus (Intestinum
tinue)
6. Usus penyerapan (Illeum)
7. Usus besar (Intestinum
crossum)
8. Kloaka
Gambar 3. Sistem pencernaan pada katak sawah (Rana cancrivora)
KETERANGAN
1. Sepasang Testis
2. Kantong sperma
Gambar 34. Struktur morfologi system reproduksi katak jantan
KETERANGAN
1. Ovum
2. Ovarium
3. Sel telur
Gambar 35. Struktur system reproduksi katak betina
4.4.2 Pembahasan
Klasifikasi pada katak sawah (Rana cancivora)
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metasoa
Pilum : Chordata
Sub pilum : Vetebrata
Class : Amhiba
Sub class : Tetrapoda
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesis : Rana cancrivora
Hewan
dapat dibedakan antara jantan dan betina yang pada umumnya mempunyai
penapilan menarik karena adanya persaingan terutama hawan yang
berkelompok, sehngga hewan jantan merupakan hewan dominant dan mengawini
sebanyak mungkin hewan betina, tujuannya adalah agar diperoleh
keturunan yang diperoleh sebanyak-banyaknya. Perkawinan pada
perkembangbiakan hewan dimaksud untuk memungkinkan terjadinya pembuahan
yaitu peleburan inti sel kelamin. Sel kelamin pada hewan jantan berupa
sperma(Rustaman, 1996). Katak dalam daun hidupnya mengalami metamorfosis
atau perubahan. Katak dewasa hidup didarat, bernafas dengan paru-paru,
oksigen dapat berfungsi dalam rongga mulut dan juga melalui kulit (Guyton 1993).
Sistem
reproduksi terbagi atas dau yaitu seksual dan aseksual, dimana pada
reproduksi seksual yang sifatnya khusus antara lain berupa :
a. Reproduksi seksual yaitu sel telur yang tidak dibuahi yang disebut pertenogosis.
b. Reproduksi yang pseudoks,yang sebenarnya adalah suatu portenogenois,
Hanya saja terdiri proses mengawini .Pada
reproduksi seksual gen yang sama dengan indukanya, ada beberapa bentuk
dalam reproduksi seksual yaitu pembentukan gemuk, dan peristiwa
fragmentasi atau pemisahan.Reproduki aseksual lebih cepat dibandingkan
dengan reproduksi seksual (Anonim 2010).
Sistem
pencernaan ketika campuran makanan, empedu dan enzim pangkreas hewan
ini memungkinkan mobilitas hewan terjadi dapat melalui usus halus, maka
dihasilkan disakrida dan monosakrida. Pencernaan terakhir dan aborsi
bahan-bahan ini merupakan fungsi yang membatasi permukaan dalam dari
usus halus meskipun bukan suatu organ yang tepat dari pencernaan lemak.
Usus besar menerima sisa cairan dari bahan yang tersisa setelah sistem
pencernaan absorsi dalam usus halus, fungsi utama usus besar dalam
tabung pembentukan masuk kedalam rektum (Guyton 1993).
4.5 Memahami konsep Hukum Mendel
4.5.1 Hasil
Tabel 3. Perbandingan Genotif dan Fenotif Pada Percobaan Konsep Hukum Mendel
Macam Pasangan
|
Frekuensi muncul
| |
Merah-merah
|
IIIII IIIII III
|
13
|
Merah-putih
|
IIIII IIIII IIIII IIIII IIII
|
24
|
Putih-putih
|
IIIII IIIII III
|
13
|
Pada
hasil percobaan yang telah dilakukan maka hasil yang di peroleh adalah
sebagai berikut M (merah) m (putih) Perbandingan fenotip
Merah merah : Merah putih : Putih-putih
MM : Mm : mm
13 : 24 : 13
1 : 2 : 1
Sifat dominan MM terhadap mm maka perbandingannya
Merah : putih
27 : 13
3 : 1
(merah (M) dominan sempurna terhadap putih(m))
Sifat dominan tidak sempurna (intermediet) MM terhadap mm maka perbandingannya
Merah merah : Merah muda : Putih-putih
MM : Mm : mm
13 : 24 : 13
1 : 2 : 1
4.5.2 Pembahasan
Seperti
yang kita ketahui, penyimpangan sering terjadi pada hukum Mendel. Namun
dalam percobaan dengan menggunakan kancing model gen yang berwarna
merah dan putih tidak menunjukan terjadinya persilangan. Ini disebabkan
karena hasil perbandingan yang diperoleh pada genotif (F1) yaitu 1 : 2 : 1 dan fenotif (F2)
3 : 1 yang menandakan ciri atau sifat yang pada F1 tidak muncul,
ternyata muncul pada F2. perbandingan ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan perbandingan tersebut bersifat intermediet yaitu sifat yang
tidak dominan maupun resesif, sesamanya menampakkan sebagai sifat antara
(dominant tidak sempurna) atau sifat yang menandakan gen M tidak
dominan terhadap atau gen m tidak resesif teraap M (Ann Lamont,2001).
Monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangn dengan satu sifat beda. Monoibrid
pada percobaan Mendel dilakukan dengan menyilangkan ercis berbatang
tinggi dan ercis berbatang pendek. Untuk mengetahui bahwa suatu gen yang bersifat dominan maka harus dilakukan monohibridisasi antara dua
individu bergalur murni yang memiliki sifat kontras ( alelnya ).jika
fenotip f1 sama dengan salah satu sifat gen yang diuji, berarti jelaslah
bahwa sifat itulah yang dominan (Elrod, Susan dan Stansfield).
Seperti pada percobaan yang dilakukan akan menghasilkan hal yang sama, seperti berikut :
P: Mm >< Mm
Gamet : M,m >< M,m
F1:
Gamet
|
M
|
M
|
M
|
MM
|
Mm
|
m
|
Mm
|
Mm
|
Perbandingan fenotip :
Merah : Merah muda : Putih
1 : 2 : 1
Perbandingan Genotip :
MM : Mm : mm
1 : 2 : 1
Persilangan
di atas merupakan persilangan monohybrid ( satu sifat beda ).
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda yang salah satu sifat
induknya dominan menghasilkan keturunan pertama (F1) memiliki satu macam
genotip dan satu macam fenotip yaitu seperti induk yang dominan.
Pada
keturunan kedua (F2) memiliki dua macam fenotip dengan rasio 3 : 1.
sedangkan persilangan dengan satu sifat beda yang kedua induknya
bersifat intermediet menghasilkan keturunan pertama (F1) memiliki satu
macam genotip dan satu macam fenotip, fenotip pada keturunan pertama ini
merupakan perpaduan sifat dari kedua induknya. Pada keturunan kedua (F2) memiliki tiga macam genotip dengan rasio 1 : 2 : 1 dan tiga macam genotip juga dengan rasio 1 : 2 : 1.
Percobaan
perbandingan yang telah didapatkan merupakan perbandingan yang
berdasarkan aturan umum yang telah dibuktikan dengan eksperimen oleh
para ilmuan (Ann lamont, 2001).
4.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan
4.6.1 Hasil
Bedasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pengamatan transpirasi pada tanaman hijau
No
|
Nama tumbuhan
|
Ukuran awal
|
15.40
|
15.50
|
16.00
|
16.10
|
16.20
|
16.30
|
1.
|
Tumbuhan A
|
8,5 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,3 cm
|
2.
|
Tumbuhan B
|
8,5 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,3 cm
|
3.
|
Tumbuhan C
|
8,5 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,4 cm
|
8,55
8,5 Tumbuhan A
8,45 Tumbuhan B
8,4 Tumbuhan C
8,35
8,3
8,25
8,2
15.40 15.50 16.00 16.10 16.20 16.30
Grafik 1. Pengamatan selisih laju transpirasi pada tumbuhan
2.1.5 Pembahasan
Transpirasi
adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Air diserap ka dalam
akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut
gradient potensial air melalui xylem. Pada percobaan transpirasi ada tiga tanaman yang berbeda struktur morfologinya yaitu, A, B, C
dan air tanpa tumbuhan sebagai kontrol. Percobaan ini dilakukan pada
tempat yang banyak terkena sinar matahari dan diamati selama 60 meni,
tiap 10 menit diukur tinggi masing-masing tumbuhan. Hasilnya pada setiap
tumbuhan terjadi pengurangan air yang dipengaruhi faktor cahaya
matahari dan suhu atau tumbuhan tersebut melakukan transpirasi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi sinar matahari,
temperature, kelembapan udara, angin, dan keadaan air dalam tanah (Bambang,1996).
Pada percobaan transpirasi ada tiga tanaman yang berbeda struktur morfologinya yaitu, A, B, C
dan air tanpa tumbuhan sebagai kontrol. Percobaan ini dilakukan pada
tempat yang banyak terkena sinar matahari dan diamati selama 60 meni,
tiap 10 menit diukur tinggi masing-masing tumbuhan. Hasilnya pada setiap
tumbuhan terjadi pengurangan air yang dipengaruhi faktor cahaya
matahari dan suhu atau tumbuhan tersebut melakukan transpirasi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi sinar matahari,
temperature, kelembapan udara, angin, dan keadaan air dalam tanah
(Anonym, 2010).
4.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan
4.7.1 Hasil
Gambar 40. Daun setelah direndam alcohol panas yang tidak ditutupi aluminium foil kemudian ditetesi larutan iodium
Gambar 41. Daun setelah direndam alcohol panas yang ditutupi aluminium foil kemudian ditetesi larutan iodium
4.7.2 Pembahasan
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia yang dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi)
dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua mahluk hidup bergantung
dari energi yang di hasilkan fotosintesis. Akibatnya fotosintesis sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan
energi melalui fotosintesis ( photos berarti cahaya ) disebut sebagai
fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi carbon karena
dalam fotosintesis carbon bebas dari ( CO2 ) diikat ( difikasi )
menjadi gula sebagai molekul penyimpangan energi .cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui
kemosintesis Yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Anonim 2010).
Yang
menyatakan bahwa tumbuhan yang bersifat autotrof . autotrof artinya
dapat mensintesis makanan langsung. Dari senyawa an organik , tumbuhan
menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen
yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini
berasa; dari fotosintesis. Secara singkat reakisi fotosintesis yang
menghasilkan glukosa dapatditulis sebagai berikut :
Cahaya
6 CO2 + 6 H2O ------------- C6 H12O6 + 6 O2
Klorofil
Pada
tumbuhan, organ utama dapat berlangsungnya fotosintesis adalah daun,
namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Diorganel inilah tempat berlangsungnya
fotosintesis, tepatnya pada bagian stomata hasil fotosintesis (disebut
fotosintesis) biasanya dikirim kejaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosinteis dapat dibagi menjadi
dua bagian utama reaksi terang ( karena memerlukan cahaya ) dan reaksi
gelap ( tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida ) (Jimmy wales,2010).
Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan klorofil mengandung organel yang
disebut kloroflas. Kloroflas inilah yang menyerap caaya yang akan
digunakan dalam fotosintei meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroflas, namun sebagian besar energi
dihasilkan didaun. Didalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung tenaga juta kloroflas setiap millimeter persegi
cahaya yang akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis.permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin
yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar
matahari ataupun penguapan air yang berlebihan (wirodikmoro 1990).
Pada
percobaan inti sachaz yang menggunakan daun singkong ( Manihot
esculanta ), diperoleh hasil bahwa yaitu pada daun yang dicelupkan dalam
alcohol panas warnanya berubah menjadi pucat. Dimana zat hijau daunnya (
klorofil ) telah larut dalam alcohol hal ini sesuai dengan fungsi
alcohol sebagai zat pelarut klorofil dalam daun. Kemudian setelah
ditetesi dengan larutan iodium ( iodine ), warna daun yang tidak
ditutupi aluminium foil juga terkandung aluminium, yang dihasilkan dari
proses fotosintesis dan pengruh sinar matahari. Sedangkan pada daun yang
ditutupi aluminium foil, setelah ditetesi larutan iodium ( iodine )
warnanya berubah menjadi tampak kemerahan seperti habis terbakar. Hal
ini disebabkan karena pada daun tersebut tidak terdapat amilum yang
dapat diperoleh dari sinar matahari yang cukup. Dalam percobaan sachaz
ini juga dapat dikemukakan bahwa sinar matahari juga sangat berperan
penting dalam fotosintesis (Guritno 1995).
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengenalan dan penggunaan mikroskop
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum pengenalan dan
penggunan mikroskop dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat benda yang sangat kecil yang tidak dapt dilihat oleh meta telanjang.
2. Komponen
mikroskop terdiri dari lensa okuler, tabung tubus, pengatur kasar,
pengatur halus, lengan mikroskop, revoler, lense objektif, penjepit,
meja alas, kondensor, diafragma, cermin cekung, dan kaki dasar.
3. Jenis-jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya, mikroskop electron, kikroskop konfokal, dan mikroskop pender
4. Potongan
kertas yang bertuliskan huruf “d” setelah di amati dibawah mikroskop
berubah menjadi huruf “p” yang ukurannya lebih besar dari huruf “d”. hal
ini disebabkan karena cermin ckung yang digunakan pada mikroskop
sebagai penangkal cahaya mempunyai sifat maya, terbalik dan diperbesar.
5. butir pati kentang Solanum tuberosum diperoleh hasil tidak terdapatnya butir-butir pati hanya terdapat butiran-butiran yang terikat erat dimana tampak juga nukleus dan dinding sel. Akan tetapi, diantara butiran-butiran yang terikat tersebut masih terlihat adanya ruang yang kosong dalam artian tidak terdapat butiran-butiran pati kentang.
5.1.2 Pengamatan Sel
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum pengamatan sel dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Sel
adalah kesatuan unit structural terkecil yang mengandung kehidupan,
juga merupakan komponen utama penyusun tubuh mahkluk hidup baik secara
structural maupun fungsional.
2. Sel
tersusun atas membrane sel, nucleus, sitplasma, ribosom, lisosom,
retikulaum endoplasma, mitokondria, badan golgi, vakuola , dan sentriol.
3. Perbadaan
antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada sel tumbuhan memiliki
dinding sel yang mengandung selulosa sehinnga bentuk selnya tetap, butir
plastida, dan klorofil. Sedangkan
pada sel hewan memiliki lisosom, bentuk tidak tetap, jumlah mitokondria
relative banyak, dan vakuola berjumlah banyak tapi ukurannya kecil.
4. Membrane sel, telur bersifat semipermeabel artinya, membrane sel hanya dapat dilewati oleh zat tertentu. Zat yang bias melewati membrane sel adalah air, zat yang larut dalam lemak, dan ion-ion tertentu.
5.1.3 Pengamatan Tumbuhan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum pengamatan tumbuhan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Struktur
morfologi tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk
tulang daun sejajar, di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 3 dan
biji berkeping satu.
2. Struktur
morfologi tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang, bentuk
tulang daun menjari, tidak di temukannya tudung akar, bunga kelipatan 5
dan biji berkeping dua.
3. Struktur
anatomi tumbuhan monokotil memiliki ciri berupa berkas pembuluh pada
tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang tidak teratur, tidak
memiliki kambium.
4. Bunga terdiri dari bunga lengkap dan tidak lengkap, dan juga bunga sempurna dan tidak sempurna
5.1.4 Pengamatan Hewan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum pengamatan hewan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Katak sawah (Rana cancrivora) adalah jenis hewan berdarah dingin
2. Poikiloterm (hewan berdarah dingin adalah hewan suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan.
3. homoiterm
sering disebut hewan berdarah panas yaitu hewan yang suhu tubuhnya yang
selalu konstan walaupun suhu lingkungan berubah-ubah.
4. Morfologi tubuh katak sawah (Rana cancrivora) terdiri dari ekstermitas anterior dan ekstermitas posterior. Ekstermitas anterior yaitu terdiri dari tungkai depan, yaitu lengan atas (Bracium), lengan bawah (Ante bracium), jari tapak tangan yang terdiri dari empat jari (maus). Sedangkan ekstermitas posterior yaitu bagian tungkai belakang yang terdiri dari tiga bagian yaitu paha (Femur), betis (Cms), dan tapak kaki (Pes) yang terdiri dari lima jari.
5. Pengamatan system pencernaan katak sawah (Rana cancrivora) terdiri atas kerongkongan (Osefagus), lambung {Ventrikulus), usus, usus terbagi atas usus 12 jari {Duodenum), usus halus (Intestinum tenve), usus besar {Untestinum clasum), poros usus dan berakhir dengan kloaka.
- Sistim reproduksi pada katak sawah (Rana cancrivora), pada katak jantan terdapat sepasang testis yang berbentuk oval, yang terletak pada permikan ventral ujung anterior yang berbentuk oval. Sedangkan pada katak betina terdapat sepasang ovarium yang besar yang terdapat banyak saluran telur.
5.1.5 Memahami Konsep hukum Mendel
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
- Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian.
- Hukum segregasi (hukum Mendel I) bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelanya.
- Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.
- Gen dominan adalah gen yang ekspresinya menutupi ekspresi alelnya jika berpasangan dalam sel tubuh. Gen resesif adalah gen yang ekspresi fenotipnya dihalangi oleh alel dominannya
5.1.6 Pengamatan Transpirasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah cahaya, suhu, kelembaban. Angin, dan air tanah.
5.1.7 Pengamatan Fotosintesis
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Daun adalah bagian yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya, karena daun mempunyai fungsi untuk memasak makanan atau melakukan fotosintesis dan hasilnya akan diedarkan keseluruh tubuh tanaman.
2. Fotosintesis adalah proses asimilasi yang menggunakan energi matahari sebagai sumber energinya. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil dengan menggunakan cahaya sebagai sumber energy.
3. Persamaan reaksi kimia fotosintesis dapat ditulis secara sederhana sebagai berikut :
6 CO2 + H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
4. Pada proses fotosintesis dihasilkan zat karbohidrat (Amiium).
5.2 Saran
Sebelum praktikan masuk laboratorium asisten telah menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum. Kalau bisa alat-alat praktikumnya lebih di perbanyak agar praktikan lebih menghemat waktu dalam melaksanakn praktek.
Waktu untuk menjawab kuis dan menggambar pengamatan yang sedang di amati di tambah. Setiap praktikan wajib membawa seluruh perlengkapan yang dibutuhkan dalam praktikum.
Semoga di tahun akan datang praktikumnya bias jadi lebih baik lagi.
Good luck asisten. Semoga dirimu selalu diberkahi Allah SWT. Amieeen
DAFTAR PUSTAKA
Bhakti, 1994. Biologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press,Yogyakara.
Anonim, 2010. Tumbuhan monokotil-Dikotil http: “//Wikipedia.org/wiki”. Diakses pada tanggal 15 November. Pada pukul 22.00.
Anonim, 2010. Sel hewan. http :“// id.wikipedia.org/wiki”. Di akses pada tanggal 9 November 2010 pada pukul 21.30
Kimball, J.W.,1989. Biologi Jilid 1. Erlangga, Jaklarta.
Anonim, 2010. Percobaan Sachs . http : “//sieya.wordpress.com”. Diakses pada tanggal 7 Desember 2010 Pada pukul 22.00.
Anonim, 2010. Sejarah fotosintesis. http: ”//waonderfulllife.blogspot.com”. Diakses pada tanggal 7 Desember 2010 Pada pukul 22.00
Jimmy wales, 2009. Fotosintesis. http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis.Diakses tanggal 7 Desember 2010 Pada pukul 22.00.
Guritno,1995. Biologi Umum. Djambatan Jakarta.
Wirodikmoro.1990. Biologi Dasar. Djambatan Jakarta.
Susanto, 1987. Teknologi Instrumentasi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Yayan, 1990. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Bima Aksara, Jakarta.
Gamma Science Tim, 2006. Kamus pintar biologi Epsilon grup, Bandung.
Hidayat, 1994. Visualisasi Biologi. Andi Ofset. Yogyakarta.
Kartasapoetra, 1988. Pengantar Anatomi Tumbuhan. Binana Aksara, Jakarta.
LAMPIRAN
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
Disusun Sebagai Salah Satu
Syarat Dalam Menyelesaikan
Mata Kuliah Biologi
I Wayan Perry Pramana
E 281 10 015
Oleh :
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2010
BIODATA PENULIS
Is This a Blog?????????????
BalasHapus